20 September 2016
Menyaksikan lautan awan, matahari terbit, dan matahari terbenam, merupakan kegiatan yang biasa saya lakukan di gunung maupun di dataran tinggi. Begitu juga di Gunung Prau. Namun ada kegiatan lain yang menjadi daya tarik tersendiri bagi saya di gunung ini, yakni makan siang dan tidur siang di antara cantiknya padang bunga daisy yang bisa saya lakukan di dekat puncak Gunung Prau.
Selain pesona hamparan luas padang
bunga daisy, Prau juga menyuguhkan matahari terbit yang sungguh luar biasa
indah. That was my most favorite sunrise in my entire life. Pertama, saya bisa
menyaksikan beberapa puncak gunung, diantaranya puncak Sindoro, puncak Sumbing,
puncak Merbabu, puncak Mahameru, dan puncak Slamet. Kedua salah satu puncak
gunung itu menutupi matahari yang hendak timbul sehingga menghasilkan bayangan seperti lampu sorot. Ditambah, hamparan luas padang
daisy yang terus-menerus memikat hati saya.
Dalam bucketlist saya, gunung yang terletak di Wonosobo ini menjadi gunung pertama yang ingin saya daki karena termasuk gunung wisata. Julukan “gunung wisata” bagi Gunung Prau disebabkan karena medan jalurnya yang terbilang tidak berat dan waktu tempuh dari basecamp ke puncak hanya memakan waktu 2-4 jam pendakian. Namun takdir berkata lain, Gunung Prau menjadi gunung keenam yang saya daki.
Berangkat dari Terminal Depok bersama kawan saya bernama Alejandro yang
datang dari Bali, kami menaiki bus malam menuju Wonosobo. Setelah 12 jam
perjalanan darat, kami tiba di Terminal Wonosobo dan bergabung dengan rombongan
Victor.
Setelah turun gunung, kami berwisata di Wonosobo. Diantaranya Bukit
Sikunir, Kawah Sikidang, dan kawasan Candi Arjuna. Diawal kedatangan saya di
tiga tempat ini, saya dikejutkan oleh lautan wisatawan. Berbeda dengan
kunjungan pertama saya ke tempat-tempat ini di tahun 2015 yang sepi wisatawan. Bicara
mengenai “golden sunrise” di Dataran
Tinggi Dieng, jika dilihat dari Bukit Sikunir pemandangan golden sunrise tidaklah
secantik pemandangan golden sunrise yang
disuguhkan dari Gunung Prau.
Wisata alam yang menyuguhkan pemandangan yang sangat menawan, waktu tempuh yang memakan waktu 2-4 jam pendakian, jalur medan yang santai, wisata budaya dan historis, serta harga makanan yang tergolong murah, menjadikan Dataran Tinggi Dieng sebagai salah satu wisata favorit saya.
Menikmati tempe goreng di kawasan Batu Ratapan. |
Di kawasan Kawah Sikidang.
Malam Satu Suro di Dieng.
Makanan khas Dieng: mie ongklok. |
No comments:
Post a Comment