Ubud Food Festival 2018 - Akhir Pekan Kedua di Ubud

18 April 2018 

Ini menjadi akhir pekan ketiga yang saya habiskan di Ubud pada tahun 2018. Saya kembali lagi ke Ubud untuk menghadiri acara press call Ubud Food Festival 2018 yang berlangsung hari Kamis 12 April 2018 di Plataran. 


Panas matahari tak menyengat di Ubud dibandingkan dengan wilayah Jimbaran. Banyak lokas sejuk di Ubud karena rindangnya pepohonan dan semilir angin. Di sore hari setelah wawancara Chef Ririn Marinka usai, kami  segera menuju lokasi lain di Plataran. Menikmati anggur putih dan beer, makanan-makanan fusion ala chef-chef di Plataran, sambil menikmati panorama persawahan. Jam kerja yang tak seperti bekerja, rasanya.  

Saya dan rekan kerja, Yus meninggalkan lokasi lebih awal karena dia tidak ingin melakukan perjalanan malam hari di Ubud yang begitu gelap, sedangkan saya pasti memilih menginap di Ubud daripada harus kembali ke Kuta. Saat kami berjalan kaki menuju pintu masuk Plataran, tak terduga di tikungan kami berpapasan dengan The Queen of Indonesian culinary, Ibu Sisca Soewitomo :D
 
Sewaktu duduk di bangku Sekolah Dasar yakni sekitar tahun 2000an awal, saya selalu menyaksikan Aroma, acara masak di channel TV Indosiar dengan beliau sebagai pembawa acaranya. Acara ini saya saksikan hampir setiap pagi sebelum saya berangkat ke sekolah. Maka saat  berpapasan dengan beliau kala itu, langsung terngiang di benak saya musik pengiring Aroma, gemasnya jemari-jemari beliau saat memasak dengan angle close up pada layar televisi, dan kalimat yang beliau selalu ucapkan saat masakan sudah siap disajikan "bagaimana pemirsa? mudah bukan membuatnya?". 

Kejadian tak biasa terjadi saat saya hendak meminta foto bersama beliau, namun beliau malah mengeluarkan telepon genggamnya dan meminta seorang satpam untuk memotret kami dengan menggunakan telepon genggam miliknya, bukan dengan telepon genggam milik saya. Dengan alasan "aku juga mau simpan foto aku bareng kamu". That time i realised that she's a truly humble legend!

Barang jualan dibiarkan di lokasi berdagang, sedangkan penjualnya tak ada :) #Balilife

Malam hari, saya dan kawan-kawan berjalan-jalan di Ubud. Berjalan kaki melewati pura-pura, area persawahan, jembatan tua, perkebunan warga, dan menemukan lokasi seperti dalam hutan yang rindang dengan pohon beringin yang batang-batang ringannya terurai. Sejujurnya, agak ngeri berada di area ini tengah malam. Tapi menawan sekali lokasi ini sehingga kami berhenti sejenak untuk mengaguminya. Dulu, usaya bisa berada di lokasi semacam ini ketika sedang melakukan pendakian atau saat camping, namun di Bali saya bisa menemukan lokasi menawan semacam ini dengan mudah sekali. Selain itu, suasana malam hari di Ubud sangat berbeda dengan suasana malam di Jimbaran apalagi Kuta. Ubud seperti desa. Pukul 11 malam, cafe, restoran, dan pertokoan sudah tutup. Jalanan sepi dan gelap. 







Ubud Food Festival 2018
Acara festival makanan Nusantara dan mancanegara yang diselenggarakan tahuna kali ini kembali diadakan di Taman Kuliner, Ubud selama tiga hari. Yakni dari tanggal 13 April hingga 15 April 2018. Acara terdiri dari workshop masak, live cooking demo oleh chef-chef terkenal, perlombaan memasak antar chef, pemutaran film, live music, tari-tarian, dan bazaar.     


Salah satu acara yang saya nantikan di UFF kali ini yakni demo masak dari The Jungle Chef dari Papua , Chef Charles Toto. Sejak tahun 1997 ia menjadi chef bagi para petualang hutan Papua. 

Uniknya, ia memasak masakan bagi para petualang dengan menggunakan bahan-bahan yang ia dapatkan di dalam hutan Papua. Keprihatinannya terhadap makanan khas dan produk lokal Papua yang semakin dilupakan oleh masyarakat Papua karena mereka lebih memilih makanan instan, membuat Chef Charles Toto mendirikan komunitas The Jungle Chef. Ia mengajarkan pemuda-pemudi Papua untuk memasak makahan khas Papua di hutan bagi para travellers dengan menggunakan bahan-bahan yang mereka temukan di dalam hutan Papua. Baginya, hutan Papua adalah pasar bagi masyarakat Papua.                                                                                                                                                                                  

Makanan-makanan tradisional Papua yang biasa disajikan oleh The Jungle Chef bagi petualang hutan di hutan Papua. Ada Papeda (sagu, makanan pokok masyarakat Papua), ikan bakar, ayam, sambal, dan saus buah merah.

No comments: